Rabu, 15 September 2021

Rumah Kami

 ‌Ini hanya dokumentasi untuk keluarga,yg kusebut keluarga itu pun terbatas istri dan anak anakku.Bukan keponakan,lae,tulang,paman....bibi...Memang kubatasi.Kalo nanti aku punya cucu,ya boleh, boleh jadi  kubuat untuk cucuku juga. Kalo ada orang lain sempat membaca,melihat gambar gambarnya,lalu memberi komen, ya....di zaman sekarang apa yg tidak niscaya? Siapa pun bisa melihat blog orang. Namun tulisan ini dibuat bukan bertujuan untuk pamer....Iki dudu pamer. "Iki loh,rumahku kayak gini..." . Bukan begitu!!. Ini hanya sebuah dokumentasi untuk keluarga kami,siapa tahu cucu cucu kami nanti perlu dokumen sejarah ; Rumah 

‌‌simbah dulu kayak apa,ya? Atau












































dulu...rumah ini kayak apa,ya?bahwa ternyata rumah kakek buyut ku atau rumah orangtuaku ternyata pada tahun 2000 -an kayak begini.Keadaan komplit jerohannya begitu. Tanamannya ini dan itu. Begitu,lol.Mohpn jangan ditarik sbg orang sok. Kita ini ,soal harta Gak ada apa apanya

Lebih banyak orang lain yg lebih hebat. Jadi inget,ya: tulisan ini hanya kepentingan dokumentasi. Kalo kamu punya tafsiran lain; Yo karepmu.Aku Ra ngurus !!😀😀😀


Senin, 13 September 2021

Rumahku dekat 3 Kabupaten.

 Hallo,Bro. Ini aku iseng ngedit tulisanku yg belum sempat diposting.Posisiku sekarang lagi tiarap di RS Bunda Thamrin  Medan akibat covid sejak 09 September lalu. Sambil dirawat menunggu kesembuhan dan mumpung waktu bejibun kucoba otak atik  lagi. Oke....??😀

Sejak tinggal di Medan Tuntungan (nama kas daerah daerah di Medan,kombinasi bbrp nama  daerah,ntar aku cerita khusus  ttg ini) ,aku dibuat penasaran oleh bbrp titik peta,Salah satunya yg tidak jauh dari lingkungan rumahku yaitu daerah Medan Permai. Kali disorot di peta, daerahku ini pinggiran Medan,bahkan sangat pinggir. Bbrp jengkal sudah  perbatasan  Kab Deli Serdang ,Kab.Langkat dan Kab.Tanah Karo. Saat cuaca cerah sering kulempar pandang ke arah barat selatan dari rumah, sudut area itu. Di ilmu bumi zaman SD dulu kubayangkan  itulah pabrik angin Bahorok. Asal muasal angin yg terkenal sampe kampungku di Jatim. Aku pingin tahu,kayak apa jerohanmu? Sesekali aku coba perhatikan lewat  maps,kutelusuri titik titik jalan, hutan,kawasan kebun; amboi betapa telah lama kausimpan jati dirimu. Ada apa gerangan di situ? Bagaimana lika liku ancurnya wajah  pekaranganmu? Seberapa mak-krempyeng pikuk pasarmu ? Sing mbok dol kuwi opo? cara ngomongmu piye? logatmu koyo opo? Cara nongkrongmu kekmana?, bauh apek sarungmu muak.........ho ho hi he..? ornamen rumahmu gaya piye? masakan kampungnya, ada krupuk opo ? Bakso n kampungmu piye?, Kepala ikan kau apain? Apa kebanggan sarapanmu? Komburmu?.Atau.....ayu praeane koyo piye? Halaaa...yg terakhirq ini 

aku Ra coyo. Jarang ada. 

Mrk sudah jadi mamak mamak atau  sudah menjadi urbanis, 

Yg memenuhi Padang Bulan. Mendengar cerita perjalananan pembeliku dari daerah Bahorok. Bahwa mereka dari kampungnya pergi ke tokoku (hanya untuk beli bbrp ons tembakau), tidak perlu melalui kota Binjai,tapi menelusuri jalan lereng pinggir."Lebih cepat dan santai". Kata santai itu bikin aku pinisiriiin....Santaine piye,to???

 Panas -haran mulai kusibak awal tahun 2019. Ditemani kawan lokal kami memulai detak dari ini  menyibak rimbun heran menggunakan motor Scoopy. Jalan bisanya,saktekabe, seberapa kamu bisa njangkau.No target.no harus gini,harus begitu. Ora.  Targetnya ya heppy, Kalo kamu heepy berarti sukses.Gitu aja. Jam 8 pagi bergerak meninggalkan titik janjian. Terus ke arah Tanjung Anom,Glugur Rimbun,Suka Raya,Pondok Pesantren,Perumahan Bumi Tuntungan Sejahtera (dulu), Rehabilitasi narkoba, Kutalimbaru. Melipir jalan ter-rusak sepanjang 10 km berma :jalan  berdikari.

Masuk nama nama kampung kas Karo; siLeboh-Leboh, Tanah Tinggi, Lau Bakeri, Sampe Cita,dan emboh jeneng deso opo maneh....!!

Jalan aspal semula bagus, mulai gerus ,mulai rompal. Bbrp ruas dlm proses perbaikan dan ada proses dibengkalai. Terparah di perbatasan Deli Serdang&Langkat.Jalannya masih betul betul dari tumpukan batu kali. Besarnya Segede kelapa. Suer...,kutuntun scoopy-ku. Justru bagiku ini ruas paling asyik. Namanya batas kabupaten di Sumatra yg asli ya kayak gini. Awal jalan mulus,lebar.Membela kampung pinggiran, menyibak hutan,menyisir ladang dan sampai sebuah batas visual.

Batasnya berupa sungai  curam berdinding kelebatan,dugaanku ini induk sungai Bingai atau sungai Belawan. Dikelilingi jenggot dan telapak hutan opung. Asyiknya jalan ini bisa diakses roda empat. Mobil mobil tanki perkebunan Serdang Hulu, lewat sini jika mau ke Medan.Artinya someday aku bakal lalui kamu dg cara lebih bisik dan santun.


Setelah lewat batas Kabupaten,kita langsung masuk ke .wilayah kecamatan Sei Bingai-kab.Langkat. Disambut jalan aspal mulus dg kedai kedai rakyat. Terus sisir jalan ini,masuk Namu Trasi. Lagi lagi di simpang jalan selalu ada tugu durian. Cuman aku belum pernah buktiin disini apa banyak durian, kok patungnya ada,apalagi buah benerannya. Iya gak? atau aku belon nemuin durian berlimpah di sepanjang jalan. Belum pernah lihat. Jalan lalu berseling, ada bolong,ada rompal ada yg masih oke. Yg asyik ada ruas jalan kiri kanan terhampar sawah disamping jalur terbujur anak sungai irigasi Namu sirah-sirah yg mengairi hamparan sawah di kawasan ini. Sawah dan sungai  simbol kesuburan dan kesejahteraan . Dari situ sampai di suatu tempat yg dulu pernah kugapai via jalur umum,namanya Namu Ukur -tempat ini terkenal karena wisata hulu sungai Bingai. Tempat mandi mandi orang desa yg dicariin org sok kota.Lalui  jalan terus ada simpang tiga. Jika ke kanan ke arah Kuala -simpang durian atau ke Kota Binjai,aku pilih ke kiri ke ara desa  Telaga,desa batas atas hutan.


Jalannya piye? oke....meliuk pinggang, menyatai- santai,  melimpah  O2 fresh-  gratis,  panorama kas desa desa perpenghuni Jawa-Karo.Kombinasi ladang dan hutan.Di depan sudah mulai nampak wakil wakil  bukit barisan. Sebelum kesitu kysempatkan brenti di Pancoran bambu pinggir jalan. Aku gak tau nama percis desa ini.Mungkin masih masuk wilayah pinggiran Bekancan,tapi letaknya diliukan jalan. Kupikir segar nian basuh muka dan mencercap bening airnya. Bener,aku berhenti.Luparkir kereta sekenanya. Kami gantian cuci muka dan Selvy. Yakin deh,tempat ini bakal jadi singgahanku berlanjutan.

 Puas? Ayo kemon. Suasana mulai makin berasa beda. Beda,bahwa aku memang belum pernah kemari. Ada rasa Heppy bisa melaluinya. Desa dan menarik place yg kulalui; desa Rumah Galuh, air terjun pokok tumbang, lokasi  arung jeram, Dan abis melalui bbrp tikungan punggung bukit kami gapai desa paling ujung: desa Telaga.Adakah telaga disana? Ntar aku critain,yea...



Sebuah kedai kopi mengantar kami istirahat. Nama kedai itu apa,ya? "Kekelengan" kali. Pokoknya di saat itu hanya ada satu kedai kopi,kanan jalan. Samping simpang jalan desa.Lewat gak pala jauh dari Gereja GPKP. Kedai itu pinggir jalan. Menghadap bukit ,pas eram buat cangkruk meletak penat. Aku Selonjor kaki sambil meresapi suasana keheningan kampung pinggir bukit. Inilah batas Kab. Langkat dan kab.Karo. 

Inilah  rumah terakhir (saat itu) di ujung Kabupaten Langkat. Di depan padahal jalan mulus yg -padahal-  tidak lebih tinggal satu kilo meter. Abis itu : berupa batu batu. Kalo motor Scoopy gak mampu melaluinya,ampun,gak sanggup.Sudah kucoba kok, Yg bisa motor trailer atau Jeep dobel gardan.

Tapi gak apa apa. Aku cukup puas sampai di lokasi ini. Sambil menyeringai senang aku pikir pasti sebentar lagi jalan ini akan terhubung. Terhubung dg lancar kabupaten Karo dan Langkat. Banyak hal yg ingin kutengok dibalik punggung bukit bukit itu.Pasti sesuai anganku. Lihat ajaaaa....

Desa Telaga....tunggu kedatanganku,jilid next.