Rabu, 17 Oktober 2018

Bahan Khotbah : Yakobus 4: 7-10


Nama Ibadah                     : Ibadah Keluarga
Hari/Tgl                             : Minggu IX Ses.Pentakosta,Rabu 15 Agustus 2018
Jam,                                    : 19.30 WIB
Tempat                               : Kel. Bpk. B.Pasaribu-Villa Setia Budi-TanjungRejo-Medan
Pelayan Firman                 : Dkn. Agus P. S. Hadijanto
Bahan                                   : Yakobus 4: 7-10
Thema                                  : Melawan hawa Nafsu

B
DOA MOHON BIMBINGAN ROH KUDUS
Ya Allah,berkatilah ayat-ayat yang akan kami dengar. Mampukanlah kami  saat ini  hanya untuk setia  menghayati firman-firmanmu . Terpujilah Engkau dan anakmu. Amin.
 PEMBACAAN AL-KITAB:  Yakobus 4 : 7-10
7.Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!
8. Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati!
9. Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan merataplah; hendaklah tertawamu kamu ganti dengan ratap dan sukacitamu dengan dukacita.
10. Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu.

Demikianlah pembacaan Al-Kitab,Terpujilah Tuhan Yesus HALELUYA

Latar Belakang Nats ( 4 menit)
Surat  Yakobus  ditujukan kepada 12 golongan suku yang menyebar (ber-diaspora)  di berbagai belahan tanah perantauan di  Asia kecil dan sekitarnya. Tidak semuanya berpredikat sebagai perantau sukses namun mereka juga banyak yang menjadi masyarakat biasa. Mereka hidup di tengah tengah masyarakat lokal setempat dimana tatanan dan format social yang ada, yakni tata social yang masih jauh dari tata social kehidupan social saat ini. Ketimpangan social klas ekonomi kayah dan miskin begitu kentara, Hukum belum tertatah rapi, hukum masih banyak yang belum tertulis. Hukum dijalankan dalam ukuran dan  tafsir penguasa dan orang orang berpengaruh. Latar belakang itulah surat Yakobus dibuat:
Isi surat Yakobus sekitar pesan kepada jemaat jemaatnya agar selama di perantauan, selama miskin harus tetap tabah. Nasehat Yakobus banyak menyinggung masalah social, masalah mentalistas dan nilai-nilai kehidupan.
Peringatan bahwa kekayaan itu hanya sementara. Berbuatlah yang adil terhadap upah orang miskin yg menjadi buruhmu.
1.       Nasehat agar kita semua punya kepekaan social. Perhatikan orang yang tidak berdaya.Percuma imanmu tebal tapi sekitarmu melarat engkau biarkan.
2.       Peringatan kepada orang  kayah, bahwa kekayaan itu bersifat sementara, seperti  rumput atau bungah yang bakal gugur.
3.       Memperkuat mental orang miskin misalnya jangan berkecil hati,harus sabar dalam perjuangan, sabar dalam semua proses,Doa orang sakit yang sungguh sungguh akan sangat efektif,.
4.       Nasehat yang berlaku umum untuk semua orang: misalnya:jangan memfitnah, jangan egois, jangan iri hati, jangan mengumbar hawa nafsu, libatkan Tuhan dalam setiap rencana,  pencobaan tidak dari Allah tapi dari sendiri,Harus banyak mendengar jangan banyak bicara,kendalikan lidah, kendalikan perilaku. Jangan ibadah doang tapi perhatikan juga perbuatanmu.Jangan mudah mengucapkan  sumpah demi ini demi itu. Yang baik adalah bicara apa adanya.
5.       Juga kepada para jemaat yang beriman. Jangan hanya beriman tapi tidak punya kepekaan social.
Secara lebih detail dijelaskan sebagai berikut:
1.       Memotivasi orang golongan rendah dan miskin agar jangan berkecil hati. Jika seseorang saat ini dalam posisi kayah, ketahuilah kekayaan itu bersifat  sementara.  Seperti rumput yang mudah kering dan layu  seperti bunga  yang gugur karena panas matahari ( Yak.1 : 11).
2.       Memotivasi orang yang sedang mendapat ujicoba. Menurut Yakobus pencobaan tidak dari Allah , tetapi dari keinginan diri sendiri (lihat Yak.1: 13-14).
3.       Memberi nasehat jemaat agar lebih bayak mendengar (Yak 1: 19).  Selain banyak mendengar juga harus jadi pelaku firman. Artinya firman yang telah didengarkan mari diamalkan ( ay.20).
4.       Jangan hanya banyak ibadah tapi tidak bisa mengekang lidah (Yak.1 26)- ( bandingkan juga dengan Yak.3  semua ayat)
5.       Yakobus mengajak kita agar memiliki kepekaan social dengan member contoh yang kontekstual pada zaman itu. Lihat Yak.1 ; 27 “  Ibadah yg murni dan tidak bercacat di hadapan  Allah,Bapa Kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan  janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.
6.       Harus ada kesetaraan  social ( terutama dalam ber-ibadah).Perlakukan semua orang setara, jangan memperlakukan orang karena posisi,jabatan atau harta.  JIka dia orang berada kamu berikan tempat yang bagus sementara bagi si miskin ditempat yang tidak layak (lihat Yak.2 ay.1-4).
7.       Jangan hanya mementingkan kehidupan iman namun kepedulian social juga harus kamu perhatikan.  Tidak usah jauh-jauh , kita juga dituntut untuk peduli dengan situasi dalam jeaat di sector kita.( Lihat Yak. 2 : 14-18). Yang ideal adalah iman dan perbuatan berjalan seiring. Imannya bagus perbuatannya juga bagus . Atau sebaliknya perbuatannya yang bagus disupport oleh nilai nilai keimananya yang juga bagus. Bahasa sekarang  adalah  simbiosis mutualisme antara iman dan perbuatan, Kedua factor itu berkerjasama. Lihat Yak.2 : 22Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan perbuatan dan oleh perbuatan perbuatan itu iman menjadi sempurna.”
8.       Menjaga lidah. “ Dengan lidah kita memuji Tuhan dengan lidah juga kita mengutuk ciptaan Tuhan” .(Yak 3: 9. )Digambarkan bagaimana efektifnya sebuah lidah,meskipun kecil namun bisa mengubah dunia, seperti kemudi kapal, setuas kayu kecil namun bisa mengarahkan kamana arah kapal besar berjalan.Lidah bisa seperti api, Awalnya kecil jika tidak bisa dikendalikan bisa berkobar membakar desa.Ibarat nya kita mampu mengendalikan semua isi dunia, dan binatang tapi justru kita tidak bisa mengendalikan lidah kita sendiri. Sebaiknya lidah itu seperti mata air saja. Mengeluarkan  satu jenis keluaran  kalimat -yang bagus bagus saja. Tidak mungkin satu mata air bisa mengeluarkan air asin dan sekaligus  air tawar. Sebaiknya lidah juga begitu meskipun realitanya tidak bisa terjadi. Ini peringatan bagi profesi profesi masa kini yang bayak menggunakan lidah: Guru, Dosen, Hakim,Lawyer, Pengkhotbah, Pemandu adat (Parhata..dsb). Profesi ini  beresiko berat, jika salah-lidahnya keseleo- hukumannya berat. (lihat Yak.3 : 1).
9.       Irihati dan sifat egois (=mementingkan diri sendiri) adalah sumber kekacauan (Lih.Yak 3;19) Kelemahlembutan budi melahirkan kalimat bijak.Hikmat dari atas=pendamai, peramah, penurut (patuh),taat, kasih. Hikmat dari bawah (manusia)=pendusta,munafik, memihak, iri hati egois.
10.   Sumber sengketa dan masalah di dunia adalah hawa nafsu (Yak.4) Persahabatan dengan kehidupan dunia-daging-jasmaniah-bioogis adalah permusuhan dg kehidupan Allah. Misalnya iri hati ,hawa nafsu-untuk memujudkan rasa iri kamu memakai segalah cara, sampai memfitnah dan membunuh.
11.   Jangan memfitnah. Jelas.
12.   Jangan melupakan Tuhan dalam setiap membuat rencana (lih.Yak.4: 15)  Sebenarnya kamu harus berkata:”Jika Tuhan menghendakinya,kami akan hidup dan berbuat ini dan itu.”
13.   Peringatan kepada orang kayah (dan kita semua) agar berlaku adil terutama kepada buruh atau pekerjanya (Lih.Yak.5 ayat 1-6).
14.   Harus bersabar dalam semua hal, dalam menghadapi semua proses (lih.Yak.5 ayat 7-11)
15.   Jangan mudah bersumpah demi ini dan demi  itu,sebaiknya bicara yang realistis saja (Yak.5 :12) “Jangan kamu bersumpah demi surga maupun demi bumi atau demi suatu yang lain. Jika ya hendaklah kamu katakana  ya, jika tidak hendaklah kamu katakan tidak, supaya kamu tidak kena hukuman.”
16.   Jika sakit hendaklah memanggil penatua dan berdoa sungguh sungguh demi kesembuhannya. Doa orang sakit,doa orang benar  dan disampaikan sungguh sungguh sangat efektif.
Menurut  Yakobus

Sumber sengketa, persoalan atau masalah hidup manusia adalah dari nafsu,hawa nafsu.( Yak. 4 ay.1)
Pada Pasal 4 ayat 7 -10, Yakobus menyoroti tentang perlunya melawan hawa nafsu . Hawa nafsu dianggap penaggungjawab  munculnya  perselisihan, pertengkaran,sumber masalah. Kita lebih suka mencercah , menyiyiri hasil kerja orang lain, sementara kita tidak mengerjakan apa pun. Orang lebih mudah mengkritik orang lain darpda berintropeksi. Orang labih gampang menghakimi orang lain daripada menyalahkan diri sendiri.  Kesalahan orang lain lebih nampak daripada kesalahan diri sendiri. Dalam menyikapi masalah kita lebih banyak langsung  menuduh bahwa sumber masalah berasal dari luar kita. Kita lupa bahwa kita belum mawas diri.Kita cenderung langsung memproteksi bahwa sumber masalah bukan kita. Diri sendiri selalu dianggap lebih benar dan orang lain cenderung mudah disalahkan. Itu  terjadi dalam kehidupan di mana saja; di komunitas, di perkawanan, di dalam keluarga, di kehidupan bergereja, dimana-mana. Banyak orang masih memermasalahkan porsi  bicara,  apalagi jika masalah itu berkaitan dengan kepentingan kita.  Kita begitu bernafsu  nyolot  terus. Kita lupa kita punya dua telinga sebagai symbol dan fungsi bahwa kita harus banyak mendengar.  Ingat nasehat Yakobus 1: 19-20Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah”
Contoh: Karena bernafsu memiliki sesuatu atau bernafsu menginginkan sesuatu, orang jadi lepas kendali. Mau melakukan dengan segala cara. Bahkan sering kali demi kepentingan orang menggunakan berbagai kekerasan.  Mulai kekerasan verbal  menggunakan kekerasan fisik. Orang semacam ini bagi Yakobus digolongkan orang yang memilih setia kepada dunia (keinginan daging) keinginan yang bersifat pemenuhan kebutuhan duniawi dan biologis. Nafsu duniawi ini bertentangan sekali dengan jiwa yang lebih dekat dengan Tuhan. Cinta duniawi dianggap tidak cinta Tuhan. (ay.4) Apabila kamu bersahabat dengan dunia berarti kamu memusuhi Allah (Yak.4:4)
Sifat manusia yang lebih cinta duniawi ini biasanya tidak mendengar sabda Tuhan . Bagi Yakobus sifat ini adalah ciri manusia  congkak. Manusia jenis ini tidak disukai Tuhan , sebaliknya  Tuhan lebih cinta orang yang rendah hati. (Yak.4:ay.6)
 Merekajuga  ingat berdoa, namun doa mereka dianggap sia-sia.  Karena doa-doa mereka adalah semata-mata hanya untuk memuaskan hawa nafsu . ”Yakobus 4:3: Kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.
Untuk mengatasi hal ini Yakobus menyarankan:
1.       Tunduklah kepada Allah.(ay.7),” Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!”
2.       Mendekat kepada Allah.(ay.8).” .Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati
3.       Rendahkanlah diri thd Tuhan.(ay.10) ”Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu.”
4.       Lawanlah Iblis (ay.1)
5.       Tahirkan tanganmu.(ay.8)
6.       Sucikan hatimu hai kamu yg mendua hati. (ay.8)
7.       Menyadari kemalanganmu.(ay.9) “Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan merataplah; hendaklah tertawamu kamu ganti dengan ratap dan sukacitamu dengan dukacita.
8.       Jangan bersenang-senang dahulu, tapi berdukacitalah dahulu ( ay.9)” Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan merataplah; hendaklah tertawamu kamu ganti dengan ratap dan sukacitamu dengan dukacita”
Penjelasan Ayat
Ayat
Penjelasan
7.Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!
8. Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati

Salah satu sumber masalah dalam kehidupan manusia adalah godaan Iblis. Godaan Iblis tidak boleh dibiarkan,namun harus dicegah dan dilawan. Yakobus memberI  tips untuk melakukan perlawanan terhadap iblis yaitu dengan cara tundukanlah kepada Allah. Kata tunduk berarti  patuh,taat dan mengikuti  apapun perintah  Allah. Kata tunduk sebagai symbol penyerahan diri terhadap apa pun kehendak Allah. Karena kita percaya dibalik penyerahan diri, Allah selalu punya rencana terbaik buat kita.

Lawanlah Iblis berarti kita tidak boleh membiarkan iblis menguasai dan mempengaruhi tindakan kita. Iblis akan merajalela dalam kehidupan kita . Kita harus menghentikan upaya iblis dalam mempengaruhi kehidupan kita dengan cara melawan. Setiap ajakan atau niatan dan bisikan  negative harus segera kita sadari dan kita hentikan karena kita tahu itu bagian dari perilaku  Iblis. Jika kita ikuti bisikan iblis maka masalah demi masalah akan menghadang kita.Hidup kita akan dikuasa masalah.
Dengan perlawanan  dan sikap menyerahkan diri kepada Allah Yakobus yakin  iblis akan lari dari kehidupan  manusia.

Selain patuh dan merendahkan diri kepada Allah,Yakobus juga meminta kita mendekatkan diri hanya kepada Allah. Mendekat berarti kita tidak boleh jauh dari Allah. Semakin dekat kita dengan Allah semakin niscaya Allah memberi perlindungan kepada kita dari godaan iblis. Makin dekat jarak kita dengan Allah makin sempit kesempatan iblis berada diantara kita.

Yakobus juga meminta agar tangan kita tahir artinya tidak kotor.Ini sebagai symbol bahwa perbuatan kita harus dijaga dari perbuatan tercelah. Jagalah tangan kita dari perilaku buruk.
Selain perilaku yang perlu diperhatikan adalah kondisi hati. Hati yang bersih menjauhkan kita dari perbuatan buruk. Kondisi hati atau pikiran kita harus  mengedepankan posisitip thinking. Jangan congkak, karena Allah menentang orang yang congkak ,sebaliknya mengasihi orang yang rendah hati.” (4: 6b)


9. Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan merataplah; hendaklah tertawamu kamu ganti dengan ratap dan sukacitamu dengan dukacita
Seperti pepata “Bersakit sakit dahulu-bersenang-senang kemudian” .Kita diminta bersakit sakit dahulu-istilah Yakobus dalam nats ini : berduka cita dan meratap dahulu, Jangan dahulukan sukacita. Bersakit sakit,atau meratap atau berduka sebagai symbol menahan diri dari kesenangan. Ini artinya bagian dari sebuah perjuangan untuk menggapai sesuatu yang didinginkan. Yakobus menekankan bahwa jika kita mau berduka dahulu maka sukacita akan datang sebagai gantinya.
Bandingkan dengan  hukum metafisika. Bahwa dunia memberlakukan hukum keseimbangan. Dunia atau kehidupan harus tetap dalam posisi seimbang  sebagia posisi langsam/  idle/ defauld.  Jika miring kekiri 15% derajat ,maka sepaya seimbang  dunia akan menrik kita miring kekanan juga sekian derajad. Jika kita melakukan perbuatan buruk sekian,maka kamu akan menerima balasan setimpal juga sekian.Jika kamu banyak memberi  maka kamu akan banyak menerima, seberapa pengornbananmu segitu juga perolehanmu.
Seberapa pengeluaranmu, segitu pendapatanmu. Jadi sangat berlawanaan dengan hukum ekonomi. Seberapa kamu menderita setara juga suka citanya.
Jadi hendaklah kita meratap dulu baru tertawa kemudian, jangan sekali-kali dibalikl. Itulah penekanan Yakobus di ay.9 ini.
10. Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu.

Relefan dengan penjelasan di atas, bahwa jika kita saat ini berjuang maka Tuhan akan memberi  kesuksesan. Jika saat ini kita merendahkan diri  maka nanti Allah akan meninggikan kita. Jika kita saat ini berjuang, melakukan pelayanan tanpa pamrih  yakinlah Tuhan akan member  imbalan.
Maka hendaklah kita sudi meluangkan waktu melayani Allah melayani jemaat lewat berbagai aktivitas pelayanaan gereja, Yakinlah Allah akan meninggihkan posisi kita.

Melawan hawa nafsu = menyangkal diri
Melawan hawa nafsu adalah bagian dari “menyangkal diri”. Menyangkal diri  sama dengan upaya kita mengendalikan keinginan diri dan mengendalikan nafsu.( Lihat: Matius 16; 24. Markus 8 ayat  34.Lukas 9: 23). Menyangkal diri artinya mengalah.  Contoh pernyataan begini;  “Sebenarnya aku bla..bla..bla.. tapi baiklah aku begini saja. ”  Atau : “Sebenarnya aku marah,namun aku diam saja”. Itu sama dengan bahwa aku melupakan hak marahku. Sebenarnya sudah nafsu banget, kepingin banget. Tapi kita rem,
Kita tahu kita mampu melakukan, tapi  kita beri kesempatan orang lain untuk mengambil bagian. Jadi menyangkal diri itu ekuvalen dengan menghargai  dan  mendahulukan orang lain. Mempersilahkan orang lain dulu. Bisa kita sebut juga   mengalah. (Ingat perilaku kita di jalan raya) . Orang Jawa  menyebut sikap semeleh. “Monggo kepareng, inggih sampun,monggo panjenengan sekecakaken.” Atau Parjolo hamu ,amang.”
Kita lihat di:
Matius 16: 24  Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.”
Markus 8: 34Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.”
Lukas 9 : 23. “Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.”
Bagi manusia lebih mudah mengalahkan seribu musuh daripada mengalahkan nafsu sendiri ( ada di Buku karangan : Al-Ghazali -1058- 1111 M -buku Min Hajjul Abidin _jalan ahli ibadah  )
Lih. 1 Samuel 18 : 7 Saul mengalahkan beribu ribu musuh , tetapi Daud  berlaksa-laksa.”
Jika kita mampu menahan diri, menyangkal diri maka kita berarti kita  mampu mengendalikan diri. Satu sumber masalah di bumi selesai.

Tuhan memberkati.

Ayat penting:
Yakobus 4
·         Tunduklah kepada Allah.(ay.7),” Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!”
·         Mendekat kepada Allah.(ay.8).” .Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati
·         Rendahkanlah diri thd Tuhan.(ay.10) ”Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu.”

·         Matius 16: 24  Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.”
·         Markus 8: 34Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.”
·         Lukas 9 : 23. “Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.”
·         Bagi manusia lebih mudah mengalahkan seribu musuh daripada mengalahkan nafsu sendiri ( ada di Buku karangan : Al-Ghazali -1058- 1111 M -buku Min Hajjul Abidin _jalan ahli ibadah  )
·         1 Samuel 18 : 7 Saul mengalahkan beribu ribu musuh , tetapi Daud  berlaksa-laksa.”








Tidak ada komentar:

Posting Komentar