Nama Ibadah :
Ibadah Keluarga
Hari/Tgl : Minggu IX Ses.Pentakosta,Rabu
15 Agustus 2018
Jam, :
19.30 WIB
Tempat : Kel. Bpk. B.Pasaribu-Villa
Setia Budi-TanjungRejo-Medan
Pelayan Firman : Dkn. Agus P. S. Hadijanto
Bahan :
Yakobus 4: 7-10
Thema :
Melawan hawa Nafsu
B
|
DOA MOHON BIMBINGAN ROH KUDUS
Ya Allah,berkatilah ayat-ayat
yang akan kami dengar. Mampukanlah kami
saat ini hanya untuk setia menghayati firman-firmanmu . Terpujilah
Engkau dan anakmu. Amin.
PEMBACAAN
AL-KITAB: Yakobus 4 : 7-10
7.Karena itu tunduklah
kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!
8. Mendekatlah kepada
Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu
orang-orang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati!
9. Sadarilah
kemalanganmu, berdukacita dan merataplah; hendaklah tertawamu kamu ganti dengan
ratap dan sukacitamu dengan dukacita.
10. Rendahkanlah dirimu di
hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu.
Demikianlah pembacaan Al-Kitab,Terpujilah Tuhan Yesus HALELUYA
Latar Belakang Nats ( 4 menit)
Surat Yakobus ditujukan kepada 12 golongan suku yang
menyebar (ber-diaspora) di berbagai belahan tanah perantauan di Asia kecil dan sekitarnya. Tidak semuanya
berpredikat sebagai perantau sukses namun mereka juga banyak yang menjadi
masyarakat biasa. Mereka hidup di tengah tengah masyarakat lokal setempat
dimana tatanan dan format social yang ada, yakni tata social yang masih jauh
dari tata social kehidupan social saat ini. Ketimpangan social klas ekonomi
kayah dan miskin begitu kentara, Hukum belum tertatah rapi, hukum masih banyak
yang belum tertulis. Hukum dijalankan dalam ukuran dan tafsir penguasa dan orang orang berpengaruh.
Latar belakang itulah surat Yakobus dibuat:
Isi surat Yakobus sekitar pesan kepada jemaat jemaatnya
agar selama di perantauan, selama miskin harus tetap tabah. Nasehat Yakobus
banyak menyinggung masalah social, masalah mentalistas dan nilai-nilai
kehidupan.
Peringatan bahwa kekayaan itu
hanya sementara. Berbuatlah yang adil terhadap upah orang miskin yg menjadi
buruhmu.
1.
Nasehat agar
kita semua punya kepekaan social. Perhatikan orang yang tidak berdaya.Percuma
imanmu tebal tapi sekitarmu melarat engkau biarkan.
2.
Peringatan
kepada orang kayah, bahwa kekayaan itu
bersifat sementara, seperti rumput atau
bungah yang bakal gugur.
3.
Memperkuat
mental orang miskin misalnya jangan berkecil hati,harus sabar dalam perjuangan,
sabar dalam semua proses,Doa orang sakit yang sungguh sungguh akan sangat
efektif,.
4.
Nasehat yang
berlaku umum untuk semua orang: misalnya:jangan memfitnah, jangan egois, jangan
iri hati, jangan mengumbar hawa nafsu,
libatkan Tuhan dalam setiap rencana,
pencobaan tidak dari Allah tapi dari sendiri,Harus banyak mendengar
jangan banyak bicara,kendalikan lidah, kendalikan perilaku. Jangan ibadah doang tapi perhatikan juga
perbuatanmu.Jangan mudah mengucapkan
sumpah demi ini demi itu. Yang baik adalah bicara apa adanya.
5.
Juga kepada
para jemaat yang beriman. Jangan hanya beriman tapi tidak punya kepekaan
social.
Secara lebih detail dijelaskan sebagai berikut:
1.
Memotivasi
orang golongan rendah dan miskin agar jangan berkecil hati. Jika seseorang saat
ini dalam posisi kayah, ketahuilah kekayaan itu bersifat sementara.
Seperti rumput yang mudah kering dan layu seperti bunga yang gugur karena panas matahari ( Yak.1 :
11).
2.
Memotivasi
orang yang sedang mendapat ujicoba. Menurut Yakobus pencobaan tidak dari Allah
, tetapi dari keinginan diri sendiri (lihat
Yak.1: 13-14).
3.
Memberi
nasehat jemaat agar lebih bayak mendengar (Yak 1: 19). Selain banyak mendengar juga harus jadi pelaku
firman. Artinya firman yang telah didengarkan mari diamalkan ( ay.20).
4.
Jangan hanya
banyak ibadah tapi tidak bisa mengekang lidah (Yak.1 26)- ( bandingkan juga dengan Yak.3 semua ayat)
5.
Yakobus
mengajak kita agar memiliki kepekaan
social dengan member contoh yang kontekstual pada zaman itu. Lihat Yak.1 ;
27 “ Ibadah yg murni dan tidak bercacat
di hadapan Allah,Bapa Kita, ialah
mengunjungi yatim piatu dan janda-janda
dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan
oleh dunia.
6.
Harus ada kesetaraan
social ( terutama dalam
ber-ibadah).Perlakukan semua orang setara, jangan memperlakukan orang karena
posisi,jabatan atau harta. JIka dia
orang berada kamu berikan tempat yang bagus sementara bagi si miskin ditempat
yang tidak layak (lihat Yak.2 ay.1-4).
7.
Jangan hanya mementingkan kehidupan iman namun kepedulian
social juga harus kamu perhatikan. Tidak usah jauh-jauh , kita juga dituntut
untuk peduli dengan situasi dalam jeaat di sector kita.( Lihat Yak. 2 : 14-18).
Yang ideal adalah iman dan perbuatan berjalan seiring. Imannya bagus
perbuatannya juga bagus . Atau sebaliknya perbuatannya yang bagus disupport oleh nilai nilai keimananya yang
juga bagus. Bahasa sekarang adalah simbiosis mutualisme antara iman dan perbuatan,
Kedua factor itu berkerjasama. Lihat Yak.2
: 22 “ Kamu lihat, bahwa iman
bekerjasama dengan perbuatan perbuatan dan oleh perbuatan perbuatan itu iman
menjadi sempurna.”
8.
Menjaga lidah. “
Dengan lidah kita memuji Tuhan dengan lidah juga kita mengutuk ciptaan Tuhan” .(Yak
3: 9. )Digambarkan bagaimana efektifnya sebuah lidah,meskipun kecil namun bisa
mengubah dunia, seperti kemudi kapal, setuas kayu kecil namun bisa mengarahkan
kamana arah kapal besar berjalan.Lidah bisa seperti api, Awalnya kecil jika
tidak bisa dikendalikan bisa berkobar membakar desa.Ibarat nya kita mampu
mengendalikan semua isi dunia, dan binatang tapi justru kita tidak bisa
mengendalikan lidah kita sendiri. Sebaiknya lidah itu seperti mata air saja.
Mengeluarkan satu jenis keluaran kalimat -yang bagus bagus saja. Tidak mungkin
satu mata air bisa mengeluarkan air asin dan sekaligus air tawar. Sebaiknya lidah juga begitu
meskipun realitanya tidak bisa terjadi. Ini peringatan bagi profesi profesi
masa kini yang bayak menggunakan lidah: Guru, Dosen, Hakim,Lawyer, Pengkhotbah,
Pemandu adat (Parhata..dsb). Profesi ini beresiko berat, jika salah-lidahnya keseleo-
hukumannya berat. (lihat Yak.3 : 1).
9.
Irihati dan sifat egois (=mementingkan diri sendiri)
adalah sumber kekacauan (Lih.Yak 3;19)
Kelemahlembutan budi melahirkan kalimat bijak.Hikmat dari atas=pendamai,
peramah, penurut (patuh),taat, kasih. Hikmat dari bawah
(manusia)=pendusta,munafik, memihak, iri hati egois.
10.
Sumber sengketa dan masalah di dunia adalah hawa nafsu
(Yak.4) Persahabatan dengan kehidupan
dunia-daging-jasmaniah-bioogis adalah permusuhan dg kehidupan Allah. Misalnya
iri hati ,hawa nafsu-untuk memujudkan rasa iri kamu memakai segalah cara,
sampai memfitnah dan membunuh.
11.
Jangan memfitnah. Jelas.
12.
Jangan melupakan Tuhan dalam setiap membuat rencana (lih.Yak.4: 15) “Sebenarnya kamu harus berkata:”Jika Tuhan
menghendakinya,kami akan hidup dan berbuat ini dan itu.”
13.
Peringatan kepada orang kayah (dan kita semua) agar berlaku adil terutama kepada buruh atau pekerjanya
(Lih.Yak.5 ayat 1-6).
14.
Harus bersabar dalam semua hal, dalam menghadapi semua proses (lih.Yak.5 ayat 7-11)
15.
Jangan mudah bersumpah demi ini dan demi itu,sebaiknya
bicara yang realistis saja (Yak.5 :12) “Jangan kamu bersumpah demi surga maupun demi
bumi atau demi suatu yang lain. Jika ya hendaklah kamu katakana ya, jika tidak hendaklah kamu katakan tidak,
supaya kamu tidak kena hukuman.”
16.
Jika sakit hendaklah
memanggil penatua dan berdoa sungguh sungguh demi kesembuhannya. Doa orang sakit,doa orang benar dan disampaikan sungguh sungguh sangat
efektif.
Menurut Yakobus
Sumber sengketa, persoalan atau masalah hidup manusia
adalah dari nafsu,hawa nafsu.( Yak. 4 ay.1)
Pada Pasal 4 ayat 7 -10, Yakobus menyoroti tentang perlunya
melawan hawa nafsu . Hawa nafsu dianggap penaggungjawab munculnya perselisihan, pertengkaran,sumber masalah. Kita
lebih suka mencercah , menyiyiri hasil kerja orang lain, sementara kita tidak
mengerjakan apa pun. Orang lebih mudah mengkritik orang lain darpda berintropeksi.
Orang labih gampang menghakimi orang lain daripada menyalahkan diri
sendiri. Kesalahan orang lain lebih nampak
daripada kesalahan diri sendiri. Dalam menyikapi masalah kita lebih banyak
langsung menuduh bahwa sumber masalah
berasal dari luar kita. Kita lupa bahwa kita belum mawas diri.Kita cenderung
langsung memproteksi bahwa sumber masalah bukan kita. Diri sendiri selalu
dianggap lebih benar dan orang lain cenderung mudah disalahkan. Itu terjadi dalam kehidupan di mana saja; di
komunitas, di perkawanan, di dalam keluarga, di kehidupan bergereja, dimana-mana.
Banyak orang masih memermasalahkan porsi
bicara, apalagi jika masalah itu
berkaitan dengan kepentingan kita. Kita
begitu bernafsu nyolot terus. Kita lupa kita
punya dua telinga sebagai symbol dan fungsi bahwa kita harus banyak mendengar. Ingat nasehat Yakobus 1: 19-20 “Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap
orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan
juga lambat untuk marah; sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di
hadapan Allah”
Contoh: Karena bernafsu memiliki
sesuatu atau bernafsu menginginkan sesuatu, orang jadi lepas kendali. Mau
melakukan dengan segala cara. Bahkan sering kali demi kepentingan orang
menggunakan berbagai kekerasan. Mulai
kekerasan verbal menggunakan kekerasan
fisik. Orang semacam ini bagi Yakobus digolongkan orang yang memilih setia
kepada dunia (keinginan daging) keinginan yang bersifat pemenuhan kebutuhan
duniawi dan biologis. Nafsu duniawi ini bertentangan sekali dengan jiwa yang
lebih dekat dengan Tuhan. Cinta duniawi dianggap tidak cinta Tuhan. (ay.4)
Apabila kamu bersahabat dengan dunia berarti kamu memusuhi Allah (Yak.4:4)
Sifat manusia yang lebih cinta
duniawi ini biasanya tidak mendengar sabda Tuhan . Bagi Yakobus sifat ini
adalah ciri manusia congkak. Manusia
jenis ini tidak disukai Tuhan , sebaliknya Tuhan lebih cinta orang yang rendah hati. (Yak.4:ay.6)
Merekajuga ingat berdoa, namun doa mereka dianggap
sia-sia. Karena doa-doa mereka adalah semata-mata
hanya untuk memuaskan hawa nafsu . ”Yakobus 4:3: Kamu berdoa
juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang
kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.
Untuk mengatasi hal ini Yakobus
menyarankan:
1.
Tunduklah
kepada Allah.(ay.7),” Karena
itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!”
2.
Mendekat
kepada Allah.(ay.8).” .Mendekatlah
kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu
orang-orang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati
3.
Rendahkanlah
diri thd Tuhan.(ay.10) ”Rendahkanlah
dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu.”
4.
Lawanlah
Iblis (ay.1)
5.
Tahirkan
tanganmu.(ay.8)
6.
Sucikan
hatimu hai kamu yg mendua hati. (ay.8)
7.
Menyadari
kemalanganmu.(ay.9) “Sadarilah
kemalanganmu, berdukacita dan merataplah; hendaklah tertawamu kamu ganti dengan
ratap dan sukacitamu dengan dukacita.
8.
Jangan
bersenang-senang dahulu, tapi berdukacitalah dahulu ( ay.9)”
Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan
merataplah; hendaklah tertawamu kamu ganti dengan ratap dan sukacitamu dengan
dukacita”
Penjelasan Ayat
Ayat
|
Penjelasan
|
7.Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia
akan lari dari padamu!
8. Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu.
Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! dan sucikanlah hatimu,
hai kamu yang mendua hati
|
Salah satu sumber masalah dalam kehidupan
manusia adalah godaan Iblis. Godaan Iblis tidak boleh dibiarkan,namun harus
dicegah dan dilawan. Yakobus memberI tips untuk melakukan perlawanan
terhadap iblis yaitu dengan cara tundukanlah
kepada Allah. Kata tunduk berarti
patuh,taat dan mengikuti apapun
perintah Allah. Kata tunduk sebagai
symbol penyerahan diri terhadap apa pun kehendak Allah. Karena kita percaya
dibalik penyerahan diri, Allah selalu punya rencana terbaik buat kita.
Lawanlah
Iblis berarti kita tidak boleh membiarkan
iblis menguasai dan mempengaruhi tindakan kita. Iblis akan merajalela dalam
kehidupan kita . Kita harus menghentikan upaya iblis dalam mempengaruhi
kehidupan kita dengan cara melawan. Setiap ajakan atau niatan dan bisikan negative harus segera kita sadari dan kita hentikan
karena kita tahu itu bagian dari perilaku Iblis. Jika kita ikuti bisikan iblis maka
masalah demi masalah akan menghadang kita.Hidup kita akan dikuasa masalah.
Dengan perlawanan dan sikap menyerahkan diri kepada Allah
Yakobus yakin iblis akan lari dari
kehidupan manusia.
Selain patuh dan merendahkan diri kepada
Allah,Yakobus juga meminta kita mendekatkan
diri hanya kepada Allah. Mendekat berarti kita tidak boleh jauh dari Allah.
Semakin dekat kita dengan Allah semakin niscaya Allah memberi perlindungan
kepada kita dari godaan iblis. Makin dekat jarak kita dengan Allah makin sempit
kesempatan iblis berada diantara kita.
Yakobus juga meminta agar tangan kita tahir artinya tidak
kotor.Ini sebagai symbol bahwa perbuatan kita harus dijaga dari perbuatan
tercelah. Jagalah tangan kita dari perilaku buruk.
Selain perilaku yang perlu diperhatikan
adalah kondisi hati. Hati yang bersih menjauhkan kita dari perbuatan buruk.
Kondisi hati atau pikiran kita harus mengedepankan
posisitip thinking. Jangan congkak,
karena Allah menentang orang yang congkak ,sebaliknya mengasihi orang yang
rendah hati.” (4: 6b)
|
9. Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan merataplah; hendaklah
tertawamu kamu ganti dengan ratap dan sukacitamu dengan dukacita
|
Seperti
pepata “Bersakit sakit dahulu-bersenang-senang kemudian” .Kita diminta bersakit sakit dahulu-istilah
Yakobus dalam nats ini : berduka
cita dan meratap dahulu, Jangan dahulukan sukacita. Bersakit sakit,atau meratap
atau berduka sebagai symbol menahan diri dari kesenangan. Ini artinya bagian
dari sebuah perjuangan untuk menggapai sesuatu yang didinginkan. Yakobus
menekankan bahwa jika kita mau berduka dahulu maka sukacita akan datang
sebagai gantinya.
Bandingkan dengan hukum metafisika.
Bahwa dunia memberlakukan hukum keseimbangan. Dunia atau kehidupan harus
tetap dalam posisi seimbang sebagia
posisi langsam/ idle/
defauld. Jika miring kekiri 15%
derajat ,maka sepaya seimbang dunia
akan menrik kita miring kekanan juga sekian derajad. Jika kita melakukan
perbuatan buruk sekian,maka kamu akan menerima balasan setimpal juga sekian.Jika
kamu banyak memberi maka kamu akan banyak
menerima, seberapa pengornbananmu segitu
juga perolehanmu.
Seberapa pengeluaranmu, segitu pendapatanmu. Jadi sangat berlawanaan dengan hukum
ekonomi. Seberapa kamu menderita setara juga suka citanya.
Jadi hendaklah kita meratap dulu baru tertawa
kemudian, jangan sekali-kali dibalikl. Itulah penekanan Yakobus di ay.9 ini.
|
10. Rendahkanlah
dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu.
|
Relefan dengan penjelasan di atas, bahwa
jika kita saat ini berjuang maka Tuhan akan memberi kesuksesan. Jika saat ini kita merendahkan
diri maka nanti Allah akan meninggikan
kita. Jika kita saat ini berjuang, melakukan pelayanan tanpa pamrih yakinlah Tuhan akan member imbalan.
Maka hendaklah kita sudi meluangkan waktu
melayani Allah melayani jemaat lewat berbagai aktivitas pelayanaan gereja,
Yakinlah Allah akan meninggihkan posisi kita.
|
Melawan hawa nafsu = menyangkal diri
Melawan hawa nafsu adalah bagian
dari “menyangkal diri”. Menyangkal diri sama dengan upaya kita mengendalikan keinginan
diri dan mengendalikan nafsu.( Lihat: Matius 16; 24. Markus 8 ayat 34.Lukas 9: 23). Menyangkal diri artinya
mengalah. Contoh pernyataan begini; “Sebenarnya aku bla..bla..bla.. tapi baiklah
aku begini saja. ” Atau : “Sebenarnya
aku marah,namun aku diam saja”. Itu sama dengan bahwa aku melupakan hak marahku.
Sebenarnya sudah nafsu banget,
kepingin banget. Tapi kita rem,
Kita tahu kita mampu melakukan, tapi kita beri kesempatan orang lain untuk
mengambil bagian. Jadi menyangkal diri itu ekuvalen dengan menghargai dan mendahulukan orang lain. Mempersilahkan
orang lain dulu. Bisa kita sebut juga mengalah.
(Ingat perilaku kita di jalan raya) . Orang Jawa menyebut sikap semeleh. “Monggo kepareng, inggih sampun,monggo panjenengan
sekecakaken.” Atau Parjolo hamu ,amang.”
Kita lihat di:
Matius 16: 24 “Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang
yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan
mengikut Aku.”
Markus 8: 34” Lalu Yesus memanggil orang banyak dan
murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Setiap orang yang mau mengikut
Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.”
Lukas 9 : 23. “Kata-Nya kepada
mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal
dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.”
Bagi manusia lebih mudah mengalahkan seribu musuh daripada
mengalahkan nafsu sendiri ( ada di Buku karangan : Al-Ghazali -1058- 1111 M -buku
Min Hajjul Abidin _jalan ahli ibadah )
Lih. 1 Samuel 18 : 7 Saul mengalahkan beribu ribu musuh ,
tetapi Daud berlaksa-laksa.”
Jika kita mampu menahan diri,
menyangkal diri maka kita berarti kita
mampu mengendalikan diri. Satu sumber masalah di bumi selesai.
Tuhan memberkati.
Ayat penting:
Yakobus 4
·
Tunduklah
kepada Allah.(ay.7),” Karena
itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!”
·
Mendekat kepada Allah.(ay.8).” .Mendekatlah kepada Allah,
dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa!
dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati
·
Rendahkanlah
diri thd Tuhan.(ay.10) ”Rendahkanlah
dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu.”
·
Matius 16: 24 “Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang
yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan
mengikut Aku.”
·
Markus 8: 34” Lalu Yesus memanggil orang banyak dan
murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Setiap orang yang mau mengikut
Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.”
·
Lukas 9 : 23. “Kata-Nya kepada
mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal
dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.”
·
Bagi manusia lebih mudah mengalahkan seribu musuh daripada
mengalahkan nafsu sendiri ( ada di Buku karangan : Al-Ghazali -1058- 1111 M -buku Min Hajjul Abidin _jalan ahli
ibadah )
·
1 Samuel 18 : 7 Saul mengalahkan
beribu ribu musuh , tetapi Daud
berlaksa-laksa.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar